Dahulu yang
menjadi sumber kebahagiaan. Yang menjadi
kekuatan dalam perjalanku. Dan seketika hilang. Menjadi abu tanpa asap dan api. Hilang
saja
Suatu pagi yang begitu kental dengan ucapan "selamat pagi"
aku menangis ingin selalu diistimewakan dengan seluruh raga nya. Itu selalu
menjadi indah kala dirinya disampingku mengelus kepala ini.
"Sayang, kamu jangan besar yah"
Musim yang tidak akan abadi terus menampakkan gemerlapnya. Semakin
waktu berjalan aku tambah tinggi dan besar.
"Sayang, kamu kok jadi besar?" dengan tangan lembutnya dan
mata berkaca-kaca nya aku terhanyut. Dan hari itu muncul. Dingin tangannya
mengelus kepala ini.
"Sayang, jangan nakal walaupun tangan ini tak akan pernah mengelus
kepalamu lagi"
Hari berkabung akhirnya menyapaku.
"Selamat jalan ibu, maaf aku tambah besar"
KK
Makassar, 9 Februari 2014
Serasa melawan kebimbangan