Melihatnya sungguh ku tak bisa mengungkiri perasaan ini. Jujur kuakui. "Aku Sayang Padanya". bukan sekedar kagum yang kupikrkan selama ini. entah apa dan mengapa hati ini ingin jujur terhadapku. mata, telinga, bibir, dan alat panca indera lainnya tidak bisa menghindar dari serbuan perasaan ini. melihatnya terasa akan semangat, melihatnya terasa akan kebahagiaan, tapi kadang melihatnya terasa akan kekecewaan. entah untaian ini benar atau tidak, ku ingin dia tahu akan perasaan ini. "Kimi ni Todoke ?" . akankah terjawab pertanyaan itu hanya Tuhan dan alur waktu sebagai saksi perjalanan hidupku yang penuh kejutan akhr-akhir ini. malam ini ku selalu memikirkannya. tapi ku tak tahu apakah dia memikirkanku juga ? mungkin tidak :( . kupikir saya ini siapa ? buat apa dia memikirkan saya ? masih anehh. Tuhan, aku percaya akan cinta yang tulus dan murni dari-MU untuk kami. dan aku yakin apabila sayangku tulus padanya , mungkinkah dia akan berbalik dan mengungkapkan hal yang sama ? . kurasakan aku tidak sebanding dengannya, ku tidak pantas untuk sayang padanya, ku tidak berhak!!. aku mungkin punya kekurangan yang membuatnya menjauh . aku merasa jauhhhh dari jangkauannya. inikah yang namanya rasa sayang yang murni itu ? ataukah bertepuk sebelah tangan ? aku ingn tahu segera jawabannya . sakit rasanya melihat dia dekat dengan seseorang. sakit rasanya mendengar dia bilang "sampai jumpa" . あいたいな。。。。にいーさん
Kana Playlist
Blogroll
About
Sabtu, 17 November 2012
Ketangguhan Hati
LELAH TUBUH INI MENGINGATKANMU AKAN ANGAN
MENJADIKANNYA MEMORI SYAHDU DI PELUPUK MATA
AKU INGIN MERAIHNYA . . . MERAIHNYA . . .
MEMORI AKAN SEMANGATMU YANG TAK PADAM
KETAHANAN BATIN INI TERUJI
KETIKA BATU-BATU UJIAN MENERPA DENGAN KERASNYA
TANGGUHKAH KAMU ?
TANGGUHKAH HATIMU ?
KUATKANLAH DAN KAMU AKAN TAHU
KETANGGUHAN ITU MEMBUATMU KUAT . . .
KUAT HINGGA SATU DURI PUN TIDAK AKAN MENGGETARKAN HATI INI
UNTUK SEMBUNYI DARI KETAKUTAN AKAL DAN HASRATMU
Ditulis Tgl: 12 November 2012
Publish Tgl 17 November 2012
By. KK
Jumat, 02 November 2012
Semangat Mudamu yang Pudar
"Pemuda". Kata ini sering dikaitkan dengan semangat. Disimbolkan sebagai pejuang tanpa lelah memperjuangkan rakyat. Namun terlihatkah simbol itu sekarang ?
Saya bukannya mencibir perlawanan pemuda saat ini tetapi tepatnya mempertanyakan pean pemuda saat ini. Bersemangat hingga darah mendidih. Itulah yang sering kita ketahui. Tetapi apa ? ternyata semangat itu ada untuk hal lain.
Ada yang menyampaikan aspirasi hanya karena dorongan materi. Iming-iming harta membutakan mata mereka. Bukankah mereka tahu rakyat miskin menjerit meminta pertolongan ? haruskah ego diri muncul di saat seperti itu ? benar-benar semangat yang membara itu sudah pudar .
"Intelektualitas dan Kritis". Dua kata ini melekat sebagai jati diri pemuda yang dinamakan mahasiswa. Kita ini jembatan keadilan. Kita ini harapan bagi mereka yang menjerit dan kesakitan akan kondisi negeri ini. Kita harus merubah negeri ini . . . . banyak hal yang bisa dilakukan. Tentunya tidak mengesampingkan nilai kemanusiaan dan intelektual.
Unsur politik terkadang hadir mewarnai perjuangan para pemuda. Tujuan yang sama untuk menjatuhkan atau mengangkat nama seseorang dijadikan imbalan atas usaha perjuangan itu. Terkadang saya heran dengan situasi ini. Apakah negara ini sangat terpuruk hingga moral tidak diperhatikan lagi oleh pemuda ? Pemikiran-pemikiran akan pembaharuan negara terus digalakan di setiap masa. Pemimpin negara terus melakukan banyak gebrakan-gebrakannya hingga samapi terjadinya reformasi tahun 1998. Ternyata bentuk pemerintahan berubah tetapi struktur di dalamnya tidak berubah. Itu karena negara tidak merubah susunan para pemimpin dan orang-orang yang ada di bawahnya dengan berbagai macam alasan yang tidak saya ketahui ataupun masyarakat lain. Perubahan harusnya keseluruhan tidak setengah saja kan ?. Justru itulah yang menjadi titik prubahan di masa-masa selanjutnya.
PEMUDA . . . . Kita dipanggil untuk hal ini. Kita disebut sebagai "Agent Of Change". Bisakah rakyat mempercayai itu ? Tanyakan kepada hati kecil ini . . . . Kita ini pohon yang senantiasa tumbuh untuk melindungi apa yang ada di bawah. Seperti itulah pemuda. Jangan pernah berhenti untuk berjuang. Warnai demokrasi negara ini dengan semangat, senyum, dan keberanian yang tidak akan pernah pudar dimakan zaman . .
Kamis, 01 November 2012
Berdiri di Tumpuan Pasir Dunia
Entah angin yang menerbangkan kita atau bukan, manusia selalu merasa cepat puas dengan hasil yang didapat dari usaha yang dijalani. Semua manusia memiliki keinginan baik tertuang dalam cita-cita maupun angan sesaat. Jalan tanpa ujung dimulai. Awalnya tenang, lama kelamaan kerikil-kerikil hambatan muncul perlahan menyesatkan perjalanan kita. Apakah ada cara untuk menghindar dari kerikil ini ? pilihan itu selalu ada. Pertama adalah berhenti di tempat kita berdiri tanpa melewati kerikil hambatan itu. Kedua adalah memilih untuk tetap jalan menuju cahaya terang yang akan mencerahkan hati , pikiran, dan langkahmu. Namun jangan merasa kepuasaan itu nikmat setelah melihat cahaya itu. Bagaikan kita berdiri di Padang rumput yang penuh nafsu untuk menjajakinya. Cobalah untuk berdiri di dasar dunia yang kelam. Biarkan kelamnya dunia mengajarkan arti dari dunia ini. Jangan terpaku akan kepuasaan yang berdasar. Carilah hal berdasar lainnya. Puaskan hatimu dan ragamu dengan hal-hal lain yang baru bagimu tapi memberikan sejuta kepuasan. Hidup ini hanya sekali. Keabadian manusia ada setelah kita dijemput dan dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.
Tahukah mengapa kita selalu mengeluh dalam setiap aktifitas yang tidak kita sukai ? Pribadi saya menjawab, karena kita tidak melihat keindahan dari aktifitas itu. Contohnya: kita malas ke kampus karena dosennya kebetulan tegas. Tapi sepanjang perjalanan banyak hal yang membuat kita tersenyum. Keindahan pemandangan jalan, melihat anak-anak tersenyum saat berangkat ke sekolah, atau jalanan di UNHAS. penuh pohon-pohon tinggi yang senang tiasa melindungi kita dari panasnya matahari. Tanpa disadari itu semua adalah saksi semua luapan perasaan yang kita rasakan. Maka dari itu tulisan ini mengajarkan saya untuk tidak melihat kepuasaan dari satu sisi. Lihatlah keseluruh penjuru. Layaknya judul tilisan ini, kita berdiri di tumpuan pasir dunia dengan hamparan cakrawala yang tiada batas . . . .
Langganan:
Postingan (Atom)