inlah bentuk senyawamu dalam molekul kehidupan yang kamu pijak
senantiasa aku menjadi bintang terang yang akan menerangi setiap hampa kegelapan malam
tapi setiap itu pula rasa benci itu muncul membahana hingga ke tulang rusuk
wahai sinar keabadian, jadikanlah aku milikmu dan hentikan kakiku di dunia yang penuh amarah ini
hingga aku bisa melupakan semua jejak hangat penuh makna darinya
hilang, hilang, hilang, jadilah debu tak berbekas di dunia.
biarlah kini sepeti ini dan aku hanya hampa sendiri
luka sendiri, dan tertusuk sendiri. oh. . . keabadian rengkuhlah aku di dalam mu
jangan biarkan aku tenggelam dalam bentuk "dunia" yang saat ini menjadi bukan "dunia"
banyak yang sendiri itu melegakan, namun menjadi dingin di setiap detik kehidupan
kini ku tahu ini semua karena kerinduan akan suara dan bentuk usahamu
kata-kata m yang hangat selalu meyakinkan bahwa "dunia" ini indah
tapi justru keabadian itulah yang indah
karena kesempurnaan ketika keabadiaan menjadi "status" kepemilikan dan itu benar adanya
langit hari ini bersih sekali entah karena apa seakan semua benalu dalam hidup ini terlihat hilang layaknya langit itu
aku menjadi ragu untuk meraih keabadiaan karena sepertinya telah menemukan keabadian.
tap nyatanya itu salah, salah besar, itu hanya pelampiasan rasa nyaman sehingga ingin tetap di sini
bolehkan ak menoleh sejenak dan melihat senyum ringan dari mu ?
hingga aku merasa tenang ketika nantinya aku akan meraih keabadian
ataukah aku akan berlari menuju ruang yang lain dengan bentuk pemikiran manusia lain yang berbeda .
itulah pilihanku dan pilihanmu
sebagai pion dunia aku hanya menunggu . . . .
KK
28 Mei 2013
08:55 PM
0 komentar:
Posting Komentar