Kupandang
langit malam yang begitu tenang. Entah aku terlalu serius untuk bersua ataukah
hanyalah egoku yang mengikatku saat ini. Pikir, pikir, pikir, terus dan terus
pikir. Tanpa ada hentinya hal yang tak penting itu terpikirkan tanpa ada jalan
kluar yang pasti. Kulambaikan tangan ini namun tujuanpun tak jelas. Kuhitung waktuku
yang tersisa. Hanya 60 detik. Apa yang harus kulakukan dengan waktu sesingkat
itu ? apakah melebarkan tangan tanpa ada asa yang akan kugenggam adalah jalan
keluar terbaik ? terbalik kulihat malam hari ini. Aku terperangkap dalam
kegelapan malam yang membuatku merengkuh tak berdaya mencari kbenaran akan
langkahku yang berat dan tak berujung ini. Sepenggal angan ku yakinkan dalam
hati. Namun, hanya rasa takut yang muncul. Semakin lama semakin dalam hingga
tak terbendung. Mengeluarkan frase kata pun tak ada sangkut pautnya dengan
keadaan. Justru hal ini membuatku tak bisa keluar dari kegelapan ini. Meskipun secercah
cahaya sempat muncul, namun 60 detik pun tak sampai untuk biarkan cahaya itu
tetap ada menerangi setiap langkahku.
Aku jatuh,
jatuh, jatuh, dan jatuh dari bangku mimpi yang begitu panjang. Kupandang awan
sekali lagi, tetap saja itu gelap. Aku ini kenapa ? apakah kebohongan telah
meracuni kehidupanku ini ? hingga rasanya 60 detik hidupku terenggut oleh
kehampaan kegelapan yang menggrogotiku hingga hilang tanpa bekas. Memang aku
salah, tiap ujung hatiku hanya ada kebimbangan. Tanpa ada pengertian yang
pasti, aku hanya membiarkan tetap seperti itu. Berani pun aku takut. Harus menjadi
sosok yang berani pun aku bimbang dan terhambat oleh egoku sendiri. Inikah jalan
ku untuk tetap ada d tengah-tengah dunia ? ataukah keluar dari yang namanya “dunia”
akan membuatku senang ?
Oh sang
penyair dunia, hinggapkan lentingan suara penuh maknamu ke ujung tulang yang
hampa ini. Biarkan suara itu membuat tulang ini bernafas sejenak memperlihatkan
kebebasan. Biarkan aku ini menjadi “suara” bagi kehampaanku. Biarkan aku keluar
dari kegelapan hati yang tak kunjung menemukan terangnya. Hingga kehanyutan
akan perasaan hampa ini merekah dan akhirnya menuju titik pusat.
Siapkan
daya tempurku untuk hilang dari kegelapan hati ini. Jangan biarkan 60 detik ini
mengikatku dalam kehampaan malam yang gelap. Ataukah biarkan keberanian
mengalir dalam darah dan tulangku. Berdiri, ambil senjata, ambil tameng. Lancarkan
serangan untuk melapeskan belenggu gelap. Mari kita menuju 60 detik yang lain
menuju kebebasan yang tak berat. Biarkan senyum cahaya menerangi ruang
kegelapan. Dan berjanjilan untuk jadi pilar yang mampu menerangi dunia.
KK
22 Mei 2013
21:50 PM
0 komentar:
Posting Komentar