Sabtu, 09 November 2013

Dunia "Q"

Diposting oleh Unknown di 07.07 0 komentar
menjadi putih dan abu" di dunia ini cukup mengesankan namun terlihat biasa. aku sebagaimana "aku" di dunia ini mencurahkan segalanya demi misi terakhirku di dunia yang baru ini.
aku datang tanpa paksaan ke dunia ini. dan akupun akan pergi tanpa paksaan juga.
mari kita mulai misi ini ...

ikuti jalan orang ghilyak yang tanpa arah itu..
dimulai dengan aku berada di pintunya
pagar yang menjulang tinggi... kokoh dan suara-suara angin yang mencekik menjadikanku basah ...
ah... mari kita lewati ini
berjalan terus hingga cahaya terang menjadikanku bimbang

"apakah benar harus kulewati ini ? harus harus dan harys ... !" 

menggenggam cahaya yang muncul ...
aku terbelalak ... rembulan menjadi dua ... inikah dunia baru itu sayang ?
seakan-akan bayangannya berubah menjadi rangkaian asa yang tak kunjung pudar ...
pudar bukan berarti hilang namun memunculkan "pudar yang terang" di dalam benakmu saja

kini mulailah aku mencoba membangun suatu kepompong udara
sendirian membuatnya akan memakan waktu "selamanya". akhirnya sosok itu muncul ...

"Orang Kecil"

membuka jalan bagiku untuk membuatnya sayang

"raihlah udara, dan itu akan muncul" kata sang penyirak. bagian dari "orang kecil" yang menjadi inti kawanan
semuanya meraih udara tak terkecuali aku ...
dengan semangat aku meraih udara hingga malam memancarkan ubunnya. aku terkesima dan ...
selesai ...

kepompong udara dengan diameter 170 - 180 cm muncul di depan mataku.
ada lubang kecil yang memancarkan sinar
itulah "Dohtaku",

"aku harus membangunkannya"
dohta bangun dan menatapku 
"kembalilah sekarang dan kau akan segera bertemu dengannya" 

hanya sepintas dia yang mengaku sebagai dohta menyuruhku untuk bertemu dengannya.
"siapakah gerangan sosok yang harus kutemui ?" 
 dengan arus wajah yang tenang saja 
"orang yang telah membuatku stagnan" 

arus laut yang mengeluarkan suara yang tenang kan aku yang tidak bisa menghentikan resah ini, memberikan jawabannya. solusinya hanya satu . dohta yang akan menjalani dunia baru ini. maza tetaplah diam di dunia lama ini. jadilah manusia dengan sifat "kebonekaannya". diam dan lihat. ini sudah diatur olehnya, si Dohta.

"andai kamu memang merenggut hidupku di dunia baru ini, apakah akau bisa tahu dia masih bernafas ?" 
dohta menatapku dan menjawab
"iya, kamu akan tahu dia masih bernafas. tapi harganya sangat mahal" 
warna wajahku berubah 
"harga apa yang kamu pasang demi mengetahui alur nafasnya di dunia ini ?" 

setangkai daun yang kusut akan warna angin. menyamakan dirinya yang tak kunjung menemukan pasangannya. dan jemari daun menemukan ujungnya dan tangkai daun ini akhirnya tahu. persamaan yang dia maksud ternyata tidak sama. dunia masing-masing .

"sanggupkah kau tak bisa berjalan di depan altar yang sama untuk selamanya ?" dohta dengan warna wajah yang sama 
"harga sebuah pertemuan kenapa begitu memilukan ?".
"karena di dunia baru ini jalan kalian telah diatur terpisah dan hingga tetesan air terakhir yang akan mengairi bumi ini, kalian akan tetap terpisah".
"jika ini adalah harga untuk nafasnya yang ingin kudengar, jika ini adalah harga untuk senyumnya yang amat manis, jika ini adalah harga untuk 20 tahun jalan stagnan kami, aku akan dengan begitu pasrah menerima persyaratanmu, wahai dohta ku".

jika di dunia tanpa ujung nanti kami akan bertemu, apakah kami akan mengingat bahwa dulu kami pernah mengalami kejadian hebat di dalam ruangan kelas kelas 4 SD ?
keterkosongan yang membuatku ingin bertemu dan 20 tahun takdir yang tak kunjung membuatku mengerti. semoga ini adalah alur cahaya ...

"ini adalah transaksi kita, mazaku yang rapuh. bersiaplah!". dohta dengan tangan hangatnya menyentuh pipi ini 

dan dunia "Q" yang aku bilang adalah dunia baru telah berjalan begitu lama. ekspekstasiku pada dunia ini ternyata sungguh berbeda.

"kalian telah bertemu tapi waktu kalian tidak sama lagi". 

dunia ini begitu aneh dengan aturannya ...

KK
Makassar, 9 November 2013 
menemani ku adalah  lagu Surga Cinta oleh Ada Band 

Jumat, 11 Oktober 2013

Dia yang tak tergantikan

Diposting oleh Unknown di 16.57 0 komentar
Sore hari itu.. tenang dan tak serumit malamnya.
Aku yang masih bisa tersenyum lemah, tak tahu hal itu akan terjadi
Telepon berdering...
Aku yang telah lemah
Menjadi lemah, seketika tulang ku tak ada...
Dia sudah tiada...
Tak pikir panjang
Aku langsung segera ingin melihatnya
Dua saudaraku mengikutiku
Perjalanan yang hampa mewarnaiku hari itu
Tak hentinya air mata ini deras membanjiri hati dan jiwaku
Kegelapan muncul dengan hening
Aku yang sudah lunglai
Dua saudaraku memegangiku
"Dia cantik sekali"
Tertidur pulas tanpa beban
Memakai gaun dan sepatu putih bak sang putri yang turun dari langit
Aku aku aku
Semuanya menjadi gusar malam itu
Aku tak tahan menahan dera perih
Saudara-saudaraku juga menemani kehampaanku
Aku yang hampa menjadi lebih hampa
"Kak, sungguh telepon hari rabu pagi itu adalah percakapan terakhir kita. Sungguh, aku tak menyangka. Kakak menyimpan semuanya sendiri. Sampai akhir. Aku aku aku sungguh tak kuasa. Tapi aku harus merelakan kakak pergi. Dengan senyuman aku harus merelakan kakak pulang kembali kepangkuan-NYA. Aku akan menyelesaikan apa yang sudah kita sama-sama mulai. PATO! Kami akan lakukan yang terbaik. Itulah janji kami semua kak. Tersenyum yah kak. Kami merelakan kakak dengan senyuman."
Malam yang hampa
Penuh arti kehidupan
Aku tak akan pernah lupa :')

Makassar, 10-10-2013
Vella Vannia M (in memoriam) :')

Rabu, 18 September 2013

Kamu yang Tak Kunjung Datang

Diposting oleh Unknown di 06.10 0 komentar
Aku tetap menjadi seperti ini

Aku yang selalu gelisah

Melihat langkah kakimu yang tetap menapak dengan alunan angin

Aku hanya iri akan itu

Kamu telah menghilang

Kamu berubah menjadi asing dan asing

Seperti bule yang memang asing di mata kita

Haiii, kamu siapa yah ?

Aku bukan tak kenal

Tapi kamu yang berlaku "aku tidak ada"

Aku hanya virus tanpa akal

Tanpa setali maza yang sanggup menjalankan tugasnya

Aku kira kamu bisa

Tapi ternyata kamu luar biasa terhempas

Kamu jauh ke lautan

Tapi aku jauh ke daratan

Kamu datang dengan sekantong bunga untuk kebenaran

Tapi aku pergi dengan dengan sekantong penyesalan untuk mu

Kamu terlambat bertindak dengan bungamu

Aku telah tertelan dalam daratan yang telah kubuat perlahan

Kamu tertunduk dalam keheningan

Akupun tertunduk dalam keheninganmu

Dan kamu tak kunjung datang

Aku pun tak kunjung meraih kedatanganku sembari aku menengadahkan tatapan ini

Aku terlajur jauh menyepi ke daratan

Lautanmu jauh

Aku tak bisa meraihnya lagi . . .

KK 
Makassar, 17 September 2013 
"Ketika menunggu itu menyenangkan"

Rabu, 04 September 2013

Puisi Bosan

Diposting oleh Unknown di 05.38 0 komentar
Satu, dua, tiga, empat

Inilah kebosananku tengggg

Pulihkan mata ini hingga fokus

Namun keasaanmu justru mengganggu sistemku

Kubuka kedua telapak tanganku

"Ah. . .  tetap seperti biasa"

Kupegang pulpenku

Kutengadahkan wajah ini di tumpuan kertasku

"Ah. . . aku tenggelam"

Lima jariku memegang pulpen ini dan entah apa . . .

Yang kutahu . . .

Aku tak bisa beritahu "apa yang kutahu"

Aku yang memegang pulpen

Dia yang memegang pulpen

"Kamu mulai lagi", dia bersuah

"Aku mendapatkan inspirasinya", Aku bercita

Dan kebosanan tak terhingga ini berlanjut

Puisi ku mengalun tak karuan

Dan tak karuan iti adalah ciri-ciri tempat ini

"Hoam . . .  hoam . . .  hoam"

Dan akulah pencipta puisi yang membosankan ini !

KK 
Makassar, 2 September 2012
"Ketika Bosan itu Datang"

Jumat, 23 Agustus 2013

20-21 Agustus : P2MB Maba UNHAS 2013 *Panitia kece 2012" :p

Diposting oleh Unknown di 09.46 0 komentar
ehem ehem ehem .....
jreng jreng jreng ......

akhirnya yang ditunggu-tunggu telah datang juga pemirsa. . .
adik-adik kita telah datang . .
berarti sekarang udah senior dong *hiks* merasa sudah tua. tapi wajah tetap terasa berumur 10 tahun :3 .
nah, aku hari ini akan ngeshare cerita dan foto" maba sekaligus panitia" p2mb fakultas dan jurusan 2013.
apayah  . . kesannya buat aku tuh cuma satu sih : "TUA TUA TUA" --" ....
tetapi itulah alur dunia teman. menjadi kecil terus berarti kita adalah bukti stagnan dari pergerakan dunia yang tak henti-hentinya berputar. masa kita ingin berada di lingkup labil terus ? kan ndak adil sama yang telah melewati jenjang kedewasaan dongs. . . *ngelantur lagi*

*back to the topic guys*

maba kali ini cukup banyak. lumyanlah untuk mewarnai fakultas ekonmi tercinta ini *mulai deh* :p
ada yang cantik dan ganteng, ada permulaan modus mulai dari senior ataupun dari junior. itu sih biasa yahhh (pengalaman mungkin :p) . nah, karena sebagai senior kita mendapat kepercayaan untuk merangkul kebersamaan dengan adiks-adiks nya makanya panitia tahun ini harus menciptakan suasana kekeluargaan. khususnya di kegiatan p2mb ini.
nah, sekian cepika-cepikaku tentang p2mb. di bawah ini ada sedikit citra visual dari p2mb 20-21 agustus . enjoy it guys :)










KK 
24 Agustus 2013 - 12:45 am

Senin, 08 Juli 2013

Coretan Ku

Diposting oleh Unknown di 19.10 0 komentar




Orang Kecil dan Bung Besar

Diposting oleh Unknown di 19.03 0 komentar
dalam keheningan, kehampaan, ketakutan, kegusaran, dan kegelapan

dalam bingkai panggung dunia saat ini benar-benar berubah
fakta telah menjauh dari jalannya. entah hanya ilusi ataukah memang itu ada. sepertinya dunia lama telah hilang menuju kegelapan yang sempurna. kegelapan yang sempurna itu adalah kebenaran yang diperjualbelikan. disinilah orang kecil dan bung besar hidup.
"orangkecil" berjalan terus menemukan lingkar kebenaran dan tetap berpegang tegung bahwa kebenaran hanya tunggal. tanpa ikatan, kebenaran punya kehendak kebenaran. tetap menjadi "spesial". menuju pada logika yang punya nama. itulah arena bagi "orangkecil".
"bungbesar" menghancurkan perisai jalur kehidupan. tanpa pegangan yang kuat, tetap kuat membangun suatu kepercayaan. dia menjadi penguhuni dunia baru dengan "Q" disetiap langkahnya. orang kecil dan bung besar, mereka penghunibaru dunia ini. dunia lama mereka telah sirna menjadi kepingan masa lalu yang membeku tanpa ada penjelasan.
secepat angin yang berhembus ataukah secepat hewan yang sedang memburu mangsanya, itu tak ada artinya. dunia baru yang diidamkan penghuni lama telah bermetamorfosa menjadi kepingan emas yang berharga. bahkan misteri dunia lama itu telah berubah menjadi kehendak.
satu kehidupan, satu kematian, menjadi bukti konkret kebenaran dunia.
ingat layaknya kisah orang ghilyak. ketika jalan panjang membentak luas tanpa rintangan, mulus. entah kenapa mereka tetap melewati hutan rimbum dengan susunan rapi diikuti oleh kaum wanita dan anak". seaneh dan sebingung langit. itulah orang kesal dan bung besar. tanpa ada batu, mereka tetap menjadi "harimau" bagi dunia "Q" ini.
seperti itulah keheningan yang telah menjadi fakta. tanpa ada yang tahu dan kehendaki. tujuan dari segala sesuatu adalah "kebaikan". benar-benar aneh yah, jalan itu selalu terlihat dipenuhi "orangkecil" yang menjadi saksi akan kebutaan dunia kita. orang kecil dan bung besar tetap tak akan pernah menjadi satu, tak akan pernah menjadi satu tujuan karena dunia mereka telah menjadi "Q" yang gagah berani merenggut dunia asing mereka.

demi bumi, langit, air, keragaman, gelak tawa, penghianatan, pencarian.
kusematkan lambang hijau bertaburan kebenaran padamu . . .
penyelamat dunia yang baru , tak sama, tak satu . . .

Kamis, 13 Juni 2013

Resensi Buku : Kuantar ke Gerbang, kisah cinta Ibu Inggit dengan Bung Karno

Diposting oleh Unknown di 19.21 5 komentar


Resensi
1.   Identitas Buku
a.   Judul Buku: Kuantar ke Gerbang, kisah cinta Ibu Inggit dengan Bung Karno
b.   Pengarang: Ramadhan K. H.
c.    Penerbit: Bentang Pustaka
d.    ISBN: 9786028811330
e.   Tahun terbit: 2011 
f.    Kota terbit: Bandung
g.   Jumlah halaman: 432  
h.   Jenis cover: Soft Cover
i.    Dimensi: 130 x 205 x 0 mm
j.    Warna sampul: Hitam dan Orange
k.   Gambar sampul: Ibu Inggit dan Bung Karno
l.    Kategori: Romance  
m.  Text Bahasa: Indonesia   

2.  Isi Buku
·         Unsur Intrinsik:
a.   Tema: perjuangan seorang istri pejuang dalam menghadapi cobaan hidupnya
b.   Tokoh
1.    Inggit Ganarsih
2.   Ir. Soekarno
3.   Fatmawati
c.    Penokohan:
1.    Inggit Ganarsih: baik, penyayang, pengertian, dan seorang perempuan yang selalu setia terhadap suaminya, merupakan istri pertama Ir. Soekarno
2.   Ir. Soekarno: tokoh dengan jiwa patriot, pemberani, patut dibanggakan perjuangannya
3.   Fatmawati: pengertian, terampil, penyayang, anak angkat Ir. Soekarno dengan Inggit Ganarsih  dan juga istri kedua Ir. Soekarno
d.   Alur: Mundur-Maju
e.   Latar:
1.    Tempat: Bandung
2.   Suasana: Bahagia, Penuh Perjuangan, Sedih.
3.   Waktu: 1920 – 1943
f.    Sudut Pandang: Orang Pertama
g.   Amanat: Seburuk apapun orang yang menjadi pasangan hidup kita, jika mencintainya dengan tulus cinta itu akan terus ada dan abadi.

·         Unsur Ekstrinsik:
a.   Riwayat Pengarang:
Ramadhan K. H. yang nama lengkapnya (lahir di Bandoeng, 16 Maret 1927 – meninggal di Cape Town, Afrika Selatan, 16 Maret 2006 pada umur 79 tahun) adalah seorang penulis biografi Indonesia. Ia meninggal setelah menderita kanker prostat selama ±3 bulan. Kang Atun, panggilan akrab Ramadan, adalah anak ketujuh dari sepuluh bersaudara. Ramadan pernah bekerja sebagai wartawan Antara selama 13 tahun. Dia tercatat sebagai mahasiswa ITB dan Akademi Dinas Luar Negeri di Jakarta, kedua-duanya tidak tamat. Dia juga pernah bertugas sebagai Redaktur Majalah Kisah, Redaktur Mingguan Siasat dan Redaktur Mingguan Siasat Baru. Semasa hidupnya Ramadhan dikenal sebagai penulis puisi yang produktif. Beliau banyak menulis puisi, cerpen, biografi, novel, menerjemahkan, serta menyunting. Karya – karya beliau antara lain: Kuantar ke Gerbang: kisah cinta kisah cinta Ibu Inggit dengan Bung Karno (1981), Bang Ali demi Jakarta (1966-1977): memoar (1992), Pergulatan tanpa henti - Adnan Buyung Nasution (dibantu dituliskan oleh Ramadan K.H. dan Nina Pane) (2004), Rojan revolusi (1971), Priangan si Djelita: kumpulan sandjak (1956), Peran historis Kosgoro (ditulis bersama dengan Sugiarta Sriwibawa) (2000), dan lainnya.

b.   Nilai yang terkandung:
Ø  Nilai sosial: sebagai sesama manusia, sudah sepantasnya untuk saling membantu dalam keadaan sesulit apapun dan berjuanglah demi Negara dan kebebasan sampai titik darah penghabisan, juga setia adalah kata kunci untuk bisa membina sebuah keluarga dengan baik
Ø  Nilai politik: jangan meragukan suara rakyat sendiri
Ø  Nilai hukum: orang yang melakukan kesalahan, harus diberikan hukuman yang setimpal .
Ø  Nilai ekonomi: kemiskinan dan kekurangan sangat terasa

3.  Sinopsis
Inggit Ganarsih adalah seorang perempuan yang menjadi istri seorang patriot yaitu, Ir. Soekarno. Beliau memiliki umur 13 tahun lebih tua dari Bung Karno. Biarpun umurnya jauh lebih tua, Bung Karno menganggap Inggit sosok Ibu, Kekasih, dan Kawan baginya. Kisah keduanya tercatat disetiap langkah yang mereka tempuh berdua. Jika Bung Karno diibaratkan nyala api, maka Inggit Ganarsih adalah kayu bakarnya. Inggit menghapus keringat ketika Soekarno kelelahan, Inggit menghibur ketika Soekarno kesepian atau membutuhkan dorongan darinya.
Ketabahan dan kesabaran Inggit diuji ketika Bung Karno ditangkap dan dipenjarakan di Banceuy Bandung. Inggit tetap setia, dan rajin mengunjunginya, membawakannya makanan, dan sebagainya. Ketika kemiskinan dan kekurangan mendera, Inggit hanya bisa menjual bedak, manjadi agen sabun cuci, membuat dan menjual rokok hingga menjahit pakaian dan kutang. Itu semua demi untuk suami tercintanya.
Kegigihan Inggit mencari nafkah, membuat Bung Karno sedih dan merasa gagal menjadi kepala keluarga yang baik. Dengan tekad yang kuat, Bung Karno berusaha agar bisa bebas dari penjara Banceuy. Untuk itu, beliau menyusun naskah pembelaannya dan sang istri, Inggit membantunya dengan berani. Lalu pada tanggal 18 Agustus 1930 naskah pembelaan yang disusun dengan usaha keras Inggit dibacakan di Landraad Bandung dengan judul “Indonesia Menggugat”
Tidak hanya itu saksi dari kesetiaan cinta Inggit. Ketika Bug Karno dibuang Ended an Bengkulu, Inggit ikut menemani sang suami. Sungguh sangat sayangnya beliau kepada suaminya hingga harus mengikuti jejak perih kehidupan.
Inggit menemani sang suami di tempat pengasingan. Saksi dari segala cintanya. Bagi Inggit, dirinya adalah tempat teduh ketika suaminya kesepian, dan mengalami berbagai macam tekanan hidup. Namun, selama pengasingan bukti cinta itu harus terkikis dengan keinginan Bung Karno untuk menikahi anak angkat yang beliau asuh bersama Inggit di Bengkulu. Dia bernama Fatmawati. Alasan Bung Karno melakukannya adalah ingin memiliki keturunan. Bung karno tidak berniat menceraikan Inggit, dan menjadikannya sebagai istri pertama dan Fatmawati sebagai istri kedua. Inggit dengan tegas menolak dan mengatakan bahwa lebih baik dia bercerai daripada dia dimadu oleh Bung Karno.
Setelah masa pembuangannya di Bengkulu, pada tahun 1942 Inggit dan Bung Karno resmi bercerai di Jakarta. Bagi Inggit, bahtera rumah tangganya yang dia jalani selama 20 tahun bersama Bung Karno adalah peristiwa paling menyedihkan dalam hidupnya. Namun, cintanya yang tulus terhadap Bung Karno tidak membuatnya sedih. Beliau  terus berdoa buat Bung Karno dan mensyukuri apa yang dialaminya.
4.  Kelebihan dan Kelemahan
Ø  Kelebihan: begitu banyak sejarah Bung Karno yang belum pernah diketahui oleh masyarakat. Kata-kata didalam buku yang memiliki makna yang mendalam sehingga tidak bosan membacanya, disertai gambar-gambar menarik dari sejarah Inggit Ganarsih.
Ø  Kelemahan: terdapat kata dan kalimat yang susah dimengerti oleh pembaca, khusunya pembaca umur 6-10 tahun.


5.  Kesimpulan
Ø  Cinta itu akan selalu menjadi gula dan juga garam kapanpun kejadian terjadi. Jangan pernah menganggap cinta membawa kesengsaraan dan kesedihan, karena tiba waktunya itu akan menjadi sebuah kekuatan yang selalu membuat semuanya menjadi ringan.
Ø  Jadilah manusia yang pantang menyerah dalam menghadapi sebuah ujian hidup. Semuanya akan ada makna yang menjadikan kita hidup lebih baik kedepannya.

 

Persembahan Kana Untuk Dunia Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review