Sembilan belas tahun lalu aku hanya jiwa baru
Hanya bisa menangis dan tanpa adanya ingatan
Sejarah mencatat kelahiran manusia yang menjadi wadah akan
perubahan
Dan manusia baru itu adalah anakmu
Sejatinya aku sebagai anak yang rindu akan kasih sayang
Tetap sisi itu jarang menampakkan eksistensinya
Mengapa susah untuk memperlihatkannya ?
Apakah seorang ayah hanya bisa mencabut uang dari sangkarnya
yang jauh ?
Cabutlah kasih sayang ini dari anakmu yang tak punya apa-apa
Amarah mu terkadang menyakiti batin ini perlahan dengan
pisau yang tajam
Tak dipungkiri tercabik dan tak bisa mengelak
Jantung yang menopang kehidupan menjadi sendu
Tertahan dengan luapan emosi yang terkonsep
Kenapa aku yang sudah tahu arti pengalaman tetap jadi bahan
luapan emosimu ?
“karena sebagai seorang anak, bagiku kamu adalah anak kecil
yang akan terus tetap butuh perhatian, butuh amarah, butuh kesendirian, butuh
ketakutan, dan saya adalah manifestasi wadah semua kebutuhan itu. tetap jadi kecil. Kamu akan tahu arti dari seorang
ayah memberikan sejuta perhatiannya”.
Pintanya yang selalu kedengar
“tetaplah jadi anak kecil agar bisa tetap disisiku, nak”.
KK
Makassar, 21 April 2014
Barakallahu fii umrik teta. Jalan menuju keabadian semakin dekat, maka dari
itu tetaplah jadi ayah yang menjadi panutan anaknya terutama anak tertua yang
bandel ini :’). Akhirat akan jauh lebih
indah, sosok seperti diriku akan selalu ada ,tetapi yang sama dengan aku akan
susah mencarinya.
0 komentar:
Posting Komentar